Selasa, 13 Januari 2015

Keputusanku?

Awal tahun, baru dimulai. Segala aktifitas sudah kembali normal. Begitu juga dengan kehidupanku sebagai seorang pelajar SMA yang diwajibkan pulang jam 3 sore setiap hari. Saya hanyalah anak SMA normal, tapi sungguh berbeda bila dalam hal cinta. Aku yang tadinya disebut normal, kini menjadi abnormal gara-gara hal tersebut yaitu cinta
                         Kata yang sederhana, tapi terlalu panjang untuk dibahas. Kamu, iya kamu, bagaikan kopi hangat dimusim hujan.

“Kopi itu paling enak diminum saat panas tapi resikonya jadi cepat habis, biar tidak cepat habis ya diminumnya pelan-pelan, tapi resikonya jadi keburu dingin.”

Tenang, itu bukan aku yang mengarang, aku hanya mengutip kata-kata itu dari film roman indonesia yang paling aku sukai hingga kini. Kutipan kata itu menggambarkan dirimu. Bagaimana bisa? Jika kamu yang membaca ini adalah orang yang aku maksud, aku yakin kamu pasti tahu arti dari kutipan itu.

                         Sudahlah, sedikit hati sudah tersampaikan. Rasa rindu ini, kini mulai sedikit pudar. Tapi rasa ingin bertemu, masih terus ada. Apa keputusanmu tentang aku yang menyimpan rasa ini tanpa sepatah katapun kamu mengetahuinya? Yaah, secepatnya aku akan mengatakannya padamu. Entah itu kapan waktunya...

Rabu, 24 Desember 2014

Sampai Kutemukan Jalannya

Manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan untuk menjadi makhluk yang berakal, menjadikannya makhluk yang sempurna dihadapan-Nya. manusia dituntut untuk selalu mengerjakan sampai akhir batas kemampuan dirinya, karena itulah manusia diberi rasa lelah. bayangkan saja bila seandainya manusia tak memiliki rasa lelah, apa yang terjadi? sesungguhnya aku sendiri tak penah ingin membayangkannya.
Kartun,anime memang bagian dari hidupku, tak jarang aku bahkan menirunya. bukan soal berpaikan, tapi sifat dan makna yang dikatakannya. aku ingat beberapa kata yang bahkan selalu dingatanku sampai saat ini. perkataan mereka menggambarkan keadaan hatiku, menggambarkan kegundahan dan kebimbanganku karena itulah aku mengingatnya. tapi sebenarnya aku tak ingin mengingatnya, bagiku mengingat kata-kata tersebut menjadikan diriku bimbang.

tapi.. sepertinya aku sekarang sudah tak bimbang lagi, aku bisa menentukan pilihanku sendiri, dengan memahami arti diriku sebagai manusia biasa dan menjadikan objek seni sebagai proses pengembangan diriku. aku tak ingin meniru, aku hanya ingin berkembang sesuai kemampuanku. saat ada yang menyela dan tak menyukaiku, aku mulai berpikir bahwa aku mulai berkembang dan aku akan terus berjalan di dunia yang biru ini sampai akhirnya kutemukan jalan buntu. selama ini aku juga berharap bisa menemukan jalan pintas, yaitu jalan kembali kepadamu wahai wanita yang aku kecewakan.

Minggu, 21 Desember 2014

Disinilah Aku Berhenti

Menurut mereka yang suka bermain dengan cinta, katanya apapun perasaan yang ingin kamu katakan, katakanlah sebelum kamu benar-benar terlambat. Ini bukan soal waktu, tempat ataupun momen yang harus dipilih. Jika memang sudah saatnya katakanlah, sebelum kamu tak punya kesempatan lagi untuk mengatakannya.
                               Bisa saja itu benar, bagiku mengakatakan perihal tentang ‘cinta’ tak semudah mengatakan jawaban ketika kamu belajar dikelas. Ini soal hati, aku tak tahu apa yang terjadi jika suatu saat aku mengatakannya padamu. Hal yang selalu aku takutkan adalah resikonya, aku tak bisa menahan memikul beban resiko tersebut yang terlalu berat.
                               Tapi, aku tak mungkin terus memendamnya dalam hati, aku tak bisa terus sembunyi-sembunyi dihadapanmu dan berpura-pura seolah-olah aku akan menjadi sahabatmu selamanya. Menjadi sahabat yang selalu mendengar keluh kesalmu, menjadi sahabat yang harus menjawab setiap curhatmu. Maksutku, aku lakukan itu karna aku punya maksud berbeda.
                               Kini semuanya seolah aku tahu, aku tak akan pernah bisa mengatakan kebenarannya kepadamu. Waktu seolah berhenti begitu saja, dunia yang seperti ini bagaikan neraka bagiku, tak ada yang bisa mengobati lubang dihati ini. Bahkan kamu yang aku sayangi, tak merasakan apapun, kamu mengaggap semuanya baik-baik saja, kamu menganggap aku ini hanyalah teman yang hanya berbicara bila kebetulan bertemu.

                               Aku sadar bahwa apa yang aku pendam ini, hanyalah menjadi cerita bagiku sendiri, tak ada kata spesial karna aku tak bisa memilikimu. Disinilah aku berhenti dan hanya melihatmu, diam tak berkata apa-apa lalu menyerahkan takdir ini kepada tuhan.
Perasaan yang sama, dengan orang yang berbeda.
                               Memang hidup ini seperti roda, kadang kala kita ditakdirkan berada di bawah juga ada saatnya kelak kita hidup diatas. Mungkin itu juga bisa diartikan bahwa sebuah hubungan tidaklah harus hanya di isi dengan kesenangan saja, namun ada saatnya hubungan kita memang harus mengalami masa-masa ketidakadilan. Pernah kah kau gelisah tentang hubungan kita yang seperti itu?
                               Melihatmu yang sudah mempunyai hubungan denganku, melihatmu yang kini sudah mulai sangat dekat dan menjalani hari-hari denganku. Ternyata membuat aku mengingat seseorang yang dulu pernah bersamaku, seseorang yang dulu tidak lupa membangunanku tidur dan mengingatkanku tentang kebiasaanku yang terlalu over protec.
                               Sedikit cerita yang belasan bulan bersamanya, kisah indah yang bahkan tak pernah bisa aku lupakan hingga sekarang, sebuah kesedihan dan kebahagian yang pernah kita bagi dahulu memang sungguh menyenangkan. Menghadapinya yang terlalu bawel dan egois sungguh membuat aku ingin mengulanginya. Mengenang juga tidak akan membuat kamu kembali, yang aku sayangkan adalah aku yang gagal sekarang juga tak dapat merubah apapun.
                               Sosokmu sekarang berada disini, berada di dirinya. Tatapan matanya, cara bicaranya, egois dan bawelnya sungguh mengingatkanku tentangmu. Jemari tangan yang kini aku genggap dengannya, aku mulai merasakan ‘ini adalah tanganmu’ perasaan yang sama ini tak pernah aku bosan meskipun dengan orang yang berbeda.

                               Aku takut kelak dirinya tahu bahwa yang aku lihat adalah bukan dirinya tapi kamu, kamu yang menjadi bayanganku kini mulai menjelma menjadi nyata. Oh Tuhan apa yang sebenarnya engkau rencanakan? ‘membuat dia kembali kepadaku, namun dengan orang yang berbeda’ begitu kah cara-Mu mengisi lubang hati yang semakin tak menentu ini?

Rabu, 29 Oktober 2014

Semakin Hari Semakin Tak Tahu

Sudah lama sepertinya aku seperti ini, pada wanita yang masih saja aku perjuangkan. Bagaimana dengannya? Apa dia menyadari kekhawatiranku ini atau tidak. Kamu memang cantik, tapi bukan berarti karna fisikmu aku mau memperjuangkanmu lepas dari akal sehat manusia. Kebanyakan wanita berkomentar, ‘cowo itu mau memperjuangkan cewe, kalau si cewe cantik’ bagiku ini hanya lah perkataan wanita yang harus dimengerti dan maklumi. Mungkin saja semasa hubungan cintanya ia benar-benar tak serius untuk diperjuangkan, mungkin ada yang diperjuangkan tapi semua itu pada akhirnya hanya kebohongan semata.
            Waktu terus berjalan, matahari datang lalu berpulang, doa-doa yang kusampaikan pada tuhan juga sama, sampai akhirnya kelak aku tertidur pulas lagi. Tak ada yang bisa aku lakukan untuk saat ini, jangankan untuk bertemu, menghubungimu saja rasanya tidak akan bisa. Aku selalu mencari dan mencari alasannya. Karna aku takut kelak kamu bertanya, namun aku tak dapat menjawabnya dengan bait yang berbeda. Aku tak suka berasalan, aku tak suka, mencintai wanita bila aku begini.
            Semakin hari semakin aku tak tahu kejelasannya. Aku memperjuangkanmu namun kamu acuh tak acuh. Bila selembar kertas bisa kutulis, lalu kusampaikan padamu bahwa lelaki juga butuh kejelasaan. Maaf bila semua yang kulakukan membuatmu risih dan tak nyaman, namun mengertilah ini kulakukan karna aku takut kelak kebahagian yang ingin aku capai, terhapus olehmu yang hidup dengan orang lain. Dan menghapus diriku bersama kenanganku...

Jangan Biarkan Aku Bahagia

Beberapa hari ini kita mulai dekat, sudah berani menghilangkan beberapa ego. Sudah terbiasa menulis pesan lebih dari 15 kata dalam satu percakapan. Manusia memang tak ada puasnya, sudah punya segini masih ingin lebih. Aku ingin menuliskan pesan untukmu, beberapa bait kata dimana aku ingin bertemu, ingin menyapa dan berbicara dengan menghabiskan sisa malam kita sebelum esok menjemputmu untuk pergi lagi.
            Inikah mencintai dipisahkan oleh jarak? Begitu menginginkan pertemuan, begitu menginginkan bagaimana rasanya jemari ini dipegang olehmu sesaat, mengisi sela-sela jari dimana kenyamanan yang selalu aku tunggu dan selalu dambakan dari seseorang yang aku cintai.
            Ketika malam mulai datang, dan matahari mulai berpulang, saat itu lah aku mulai mengkhawatirkanmu. Bila biasanya malam selalu bertemu, kini malam adalah hal yang selalu ingin aku hindari, malam kemarin atau yang akan datang kini semuanya tampak mulai sama.
            Tiap malam aku khawatir kamu akan berbohong, kamu akan menghindar, dengan siapa kamu malam ini, apa sudah aku berada dihatimu, aku khawatir kamu akan tiada di hari esok ku. Entah lah malam selalu membuat aku bersedih dan khawatir.
            Biarkan lah, apapun yang akan terjadi kita harus hadapi bahkan saat bahagia kita kadang pudar. Aku tidak ingin ada penyesalan lagi, aku tidak ingin ada rasa bersalah lagi, aku sudah lelah dengan semua kesalahanku.
Perasaan ini sudah jauh, perasaan ini sudah melambung tinggi, semua ini kamu yang membuatnya. Maaf bila aku terlanjur menyayangimu, maka dari itu aku mohon kepadamu jangan biarkan aku bahagia, bila kelak kamu akan pergi meninggalkan aku yang telah menyayangimu.

Bila Di Lain Waktu

25 Oktober 2014
Bila di Lain Waktu
                Aku tahu kita belum pernah kenal, juga tidak pernah bertemu. Tapi aku ingin mengenalmu lebih jauh lagi, lebih serius lagi dari ini. Bukannya cinta harus diperjuangkan? Yaa.. itu harus, aku akan memperjuangkan cintaku, memperjuangkan semua yang dapat aku lakukan untukmu, dan bagiku yang terpenting adalah kita jangan pernah ada kebohongan.
            Jika dalam situasi ini kita berbohong, entah apa yang terjadi. Aku telah belajar dari masa lalu, dimana kebohonganku membuat sebuah kesedihan baginya, bahkan bagiku sendiri! Kekecewaan pada orang lain juga penyesalan seumur hidup bagiku! Sudahlah, bicara saja siapa kamu dan siapa aku, tak usah menutupi apapun karena dengan saling terbuka kita bahagia.
            Tak usah berpikir soal jarak tak usah berkata soal apa yang kita miliki, apa adanya saja aku sudah pasti menerima mu. Tapi satu keraguan berada di pikiran , apa kamu juga begitu? Terkadanng aku berpikir, apa yang telah kita yakini belum tentu orang lain yakin.

            Kamu sudah dewasa, kamu tahu antara yang benar dan salah, juga antara orang yang serius mencintaimu dan tidak. Bila di lain waktu kita bisa berbicara lebih lama dalam pertemuan tatap mata, aku hanya berharap kamu bisa membaca pikiranku dan hatiku. Bahwa obat penyembuh lukamu akan datang di waktu itu juga.. yaahh.. aku sangat berharap jodoh pasti bertemu, yang saling mencintai juga akan dipertemukan di lain waktu yang akan datang. Tuhan tahu rencananya membawa kebahagian bagi setiap umatnya, begitu juga dengan kita. Tuhan telah menyiapkan kebahagian bagi kita, tentu dengan caranya yang tak pernah kita tahu nantinya..